DMS-MEDIA.WEB.ID - Kecanggihan teknologi buatan terus berkembang pesat, dan salah satu yang terbaru adalah Veo 3—generasi terbaru dari AI video milik Google DeepMind. Dengan kemampuan menciptakan video realistis hanya dari teks, pertanyaan besar pun mencuat: apakah artis dan aktor manusia masih dibutuhkan di masa depan?
🎬 Apa itu Veo 3?
Veo 3 adalah kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan video dengan kualitas tinggi berdasarkan deskripsi teks atau prompt visual. Bukan hanya membuat animasi, AI ini dapat meniru gaya sutradara terkenal, memperkirakan gerakan manusia secara presisi, bahkan menciptakan wajah dan emosi karakter yang tampak nyaris nyata.
Dalam beberapa demo, Veo 3 mampu menciptakan adegan mirip film Hollywood tanpa melibatkan kru film sama sekali. Musik, ekspresi wajah, sinematografi—semua dikerjakan mesin.
🤖 AI = Artis Digital?
Veo 3 dan model AI lain seperti Sora (OpenAI) dan Runway sudah mulai digunakan dalam dunia periklanan, video pendek, dan bahkan film pendek eksperimental. Mereka dapat menciptakan:
- Aktor virtual (deepfake realistis)
- Narasi dan dialog
- Animasi wajah dan gerak tubuh manusia
- Pencahayaan sinematik otomatis
- Beberapa rumah produksi bahkan sudah memanfaatkan AI untuk menekan biaya produksi dan mempercepat proses editing.
🎭 Lalu, Bagaimana Nasib Artis?
Meskipun AI menunjukkan kemampuan luar biasa, banyak pengamat industri percaya bahwa AI belum bisa benar-benar menggantikan “jiwa” dari seorang aktor manusia—yakni improvisasi, intuisi emosional, dan chemistry antar pemain.
Aktris pemenang Oscar, Cate Blanchett, pernah berkata dalam wawancara:
“Penonton bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang ‘sintetis’. Kita tidak menonton hanya untuk gambar; kita menonton untuk merasakan.”
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa aktor pemula, figuran, hingga pengisi suara bisa terancam oleh kehadiran AI jika tidak ada regulasi yang jelas.
📢 Serikat & Etika
Hollywood Writers Strike tahun lalu memperlihatkan bagaimana para pekerja kreatif menuntut perlindungan dari eksploitasi AI. Isu hak cipta atas wajah, suara, dan gaya akting kini jadi topik utama di banyak negara.
Beberapa studio sudah menandatangani kesepakatan bahwa aktor harus menyetujui secara tertulis jika wajah/suaranya dipakai oleh AI.
🔍 Kesimpulan
AI seperti Veo 3 bisa menggantikan beberapa fungsi artis—terutama di bidang animasi, iklan, dan proyek skala kecil. Tapi untuk peran yang membutuhkan kedalaman emosional, pengalaman hidup, dan chemistry antarpemain, manusia masih tak tergantikan.
Alih-alih menjadi ancaman, AI bisa menjadi alat bantu bagi artis untuk memperluas kreativitas mereka—jika digunakan dengan etika dan regulasi yang tepat.
.webp)
0Komentar