![]() |
| Proyek Terowongan Selilin Samarinda |
Oleh : Andri L
🛠️ Teknologi NATM Bantu Tuntaskan Terowongan Selili Samarinda: Ini Cara Kerjanya
Samarinda, Kalimantan Timur – Proyek pembangunan Terowongan Selili yang menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap kini memasuki tahap akhir konstruksi dengan progres mencapai lebih dari 90%. Keberhasilan pembangunan terowongan pertama di Pulau Kalimantan ini tidak lepas dari penggunaan teknologi konstruksi canggih: New Austrian Tunneling Method (NATM).
🔍 Apa Itu NATM?
New Austrian Tunneling Method atau disingkat NATM, adalah metode pembangunan terowongan modern yang memanfaatkan kekuatan alami dari massa tanah dan batuan di sekitarnya untuk menstabilkan struktur selama penggalian. Dibandingkan metode tradisional yang langsung membangun dinding penahan, NATM memanfaatkan tekanan tanah dan memberikan dukungan hanya pada area yang dibutuhkan.
Teknologi ini pertama kali dikembangkan di Austria pada tahun 1960-an dan kini menjadi standar global untuk pembangunan terowongan di kondisi tanah yang beragam.
⚙️ Cara Kerja NATM dalam Proyek Selili
Dalam proyek Terowongan Selili sepanjang ±690 meter ini, NATM bekerja melalui beberapa tahap kunci:
1. Penggalian Bertahap (Sequential Excavation)
Terowongan digali dalam segmen kecil dan bertahap, bukan langsung besar-besaran, untuk mengurangi tekanan tanah msaendadak.
2. Pemantauan Real-Time
Struktur tanah dipantau terus-menerus menggunakan sensor geoteknik agar dapat segera diperkuat jika terjadi pergerakan tanah atau ancaman longsor.
3.Penguatan Cepat
Segera setelah digali, dinding terowongan disemprot shotcrete (beton semprot), dipasangi rock bolt (baut batu), dan wire mesh untuk memperkuat lapisan tanah.
4. Penyesuaian Desain Fleksibel
Karena struktur tanah di Samarinda cukup kompleks (bercampur antara tanah lunak dan batuan keras), NATM memungkinkan desain diperbarui saat proyek berlangsung.
![]() |
| Struktur Rancangan Teknologi NATM & TBM |
Menurut keterangan dari Dinas PUPR Samarinda, NATM dipilih karena fleksibel, efisien, dan cocok untuk kontur perbukitan di area Selili yang rentan longsor.
🏗️ Terowongan Selili: Proyek Strategis yang Didukung Inovasi
Proyek terowongan ini telah ditunggu masyarakat karena akan mengurangi kemacetan kronis di Jalan Otto Iskandar Dinata dan mempercepat koneksi ke jalan tol Balikpapan–Samarinda serta kawasan Ibu Kota Negara (IKN).
Dengan dua portal masuk sepanjang 137 meter dan lebar 9 meter, terowongan ini menjadi bukti bahwa Kalimantan juga bisa menghadirkan infrastruktur berstandar internasional.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang meninjau proyek ini pada Februari 2025 juga menyebut proyek ini sebagai contoh "simbol teknologi sipil Indonesia Timur yang mandiri dan maju."
📢 Penutup: NATM, Teknologi di Balik Inovasi
Pemanfaatan NATM dalam proyek Terowongan Selili membuktikan bahwa pembangunan tidak hanya soal anggaran dan beton, tetapi juga soal strategi teknis yang adaptif dan cerdas.
Di masa depan, teknologi ini berpotensi digunakan di proyek-proyek lain, termasuk jembatan bawah tanah, lintas bawah perkotaan, atau akses kawasan industri terpencil.
"Kalau bukan karena NATM, mungkin progresnya tidak secepat ini," ujar Kepala Proyek saat diwawancarai Media Kaltim, "tanpa teknologi ini, risiko longsor bisa sangat tinggi."

.webp)
0Komentar